Pendekatan Buddhis untuk Ekologi yang Mendalam
Thich Nhat Hanh telah menjadi sosok perintis di dalam menyuarakan ekologi spiritual sejak awal tahun 1970-an, memberikan kontribusi dalam menciptakan terminologi baru “interbeing” yang dengan jelas mengartikulasikan “keterkaitan semua hal”. Dalam “Love Letter to the Earth” (2013) (“Surat Cinta untuk Ibu Pertiwi”), beliau menyerukan perubahan akan kesadaran yang radikal untuk melindungi planet ini. Dengan menyatukan sains, ekologi, dan Buddhisme Mahayana, beliau menyerukan agar semua orang “jatuh cinta pada Bumi”, dengan alasan bahwa kebahagiaan dan keberlangsungan hidup spesies kita bergantung padanya. Lirik pujian untuk “Ibu Pertiwi” ini memiliki dampak yang luar biasa, memperkenalkan bahasa kasih ke dalam wacana internasional menjelang Perjanjian Paris 2015. Christiana Figueres, penyelenggara perjanjian tersebut, mengatakan dia tidak pernah bepergian tanpa buku ini.